Proses Manajemen Risiko
Saya suka dengan definisi Manajemen Risiko dalam standar (AS / NZS 4360:2004), yaitu sebagai “aplikasi
sistematis dari kebijakan manajemen, prosedur dan praktek dari kegiatan
untuk menetapkan konteks, pengidentifikasian, analisis, penilaian,
penanganan, pemantauan dan berkomunikasi.”
Manajemen Risiko adalah proses yang terus
berulang dimana setiap siklusnya dapat berkontribusi secara progresif
untuk perbaikan organisasi dengan cara memberikan manajemen wawasan yang
lebih besar mengenai risiko dan dampaknya.
Manajemen risiko dapat diterapkan pada
semua tingkatan organisasi, baik konteks strategis maupun operasional,
bahkan sampai ke proyek-proyek khusus, keputusan yang akan diambil dan
risiko dari area terkecil seperti satu kode area.
Risiko secara sederhana didefinisikan sebagai “kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan berdampak pada tujuan.’
Oleh karena itu, penting untuk memahami apa yang menjadi tujuan
Perusahaan, tujuan masing-masing Direktorat, per unit kerja atau per
fungsi, sebelum mencoba untuk menganalisis risiko.
Manajemen Risiko adalah sebuah proses yang sederhana
Analisis risiko paling baik dilakukan
dalam sebuah kelompok, dimana masing-masing anggota memiliki pemahaman
yang baik tentang tugas dan tujuan dari areanya yang dianalisis.
- Identifikasi Resiko.
Kelompok per area mendaftarkan hal-hal yang mungkin merintangi atau
mengganggu kemampuan semua pegawai untuk memenuhi tujuan areanya.
Masing-masing anggota bahkan dapat melihat hal-hal yang benar-benar akan
meningkatkan kemampuan masing-masing dalam memenuhi tujuan, misalnya
menggali sumber dana untuk peluang usaha.
Risiko diidentifikasi melalui beberapa teknik seperti, brainstorming,
review dokumen, wawancara, teknik Delphi dan Analisis SWOT. Metode
identifikasi tambahan mungkin melalui check lists, analisis asumsi dan
teknik diagram. Lima teknik yang disebutkan pertama adalah metode
langsung, sedangkan tiga teknik yang disebutkan berikutnya, pada
dasarnya adalah metode pendukung.
Brainstorming: Dalam metode ini, pandangan dari semua anggota sama pentingnya, dan karenanya pertemuan diadakan untuk memadukan ide-ide tentang mengidentifikasi risiko. Brainstorming adalah salah satu metode yang paling efektif.
Review dokumen: Teknik ini menggunakan referensi ke dokumen-dokumen yang ada, seperti temuan audit, dan risiko yang pernah diidentifikasi dari kegiatan atau proyek sebelumnya. Catatan mengenai risiko mengarahkan ke pemahaman yang lebih baik dari kemungkinan rintangan yang bisa timbul dalam aktivitas / proyek berikutnya.
Delphi Teknik: Ini adalah sebuah metode brainstorming, hanya saja anggota yang terlibat tidak saling kenal / saling mengetahui satu sama lain. Hasil brainstorming diperoleh dari rata-rata pendapat peserta.
Wawancara: Teknik ini akan sangat membantu ketika ada beberapa ahli atau anggota yang telah menjadi bagian dari proyek-proyek sebelumnya dan dapat membantu menjelaskan topik mengenai identifikasi risiko.
Analisis SWOT: Metode ini melibatkan penilaian akan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman, dari bisnis atau proyek, dan hal-hal lain di sekitar aspek-aspek ini.
Adapun risiko-risiko yang dihadapi misalnya berhentinya anggota tim kunci, berkepanjangannya gangguan jaringan IT, tertundanya ketersediaan informasi penting dari unit kerja / individu lain; kegagalan untuk merebut kesempatan bisnis dan seterusnya. - Mengidentifikasi Penyebab. Identifikasi apa yang mungkin menyebabkan risiko di atas terjadi, misalnya. anggota tim inti mungkin kecewa dengan / jabatannya, mungkin dibajak oleh perusahaan pesaing; unit atau orang yang diandalkan memberi informasi mungkin sangat sibuk, personilnya cuti atau atau memang lamban dalam memasok data yang sangat dibutuhkan; atasan yang berwenang menyetujui untuk mengambil peluang usaha mungkin masih takut risikonya dan perlu mendapatkan keyakinan ekstra sebelum mengambil risiko dan seterusnya.
- Mengidentifikasi Kontrol. Mengidentifikasi semua kontrol yang ada, yang ditujukan untuk mengurangi kemungkinan risiko Anda dari terjadi dan, jika mereka terjadi, juga tersedia kontrol untuk mengurangi dampaknya (Konsekuensi), misalnya. menyediakan lingkungan kerja yang ramah untuk tim Anda; multi-keterampilan seluruh tim untuk mengurangi ketergantungan pada satu orang; tekankan akan kebutuhan informasi yang diperlukan untuk diberikan secara tepat waktu; mengirim pengingat sebelum batas waktu; memberikan informasi tambahan kepada supervisor sebelum ia / dia meminta untuk itu dan lain-lain. Kontrol disini termasuk pengorganisasian, budaya perusahaan, sistem informasi, aktifitas pengendalian interen mulai dari penerapan tata kelola perusahaan, pengawasan yang dilakukan oleh Board (Komisaris dan Direksi). efektifitas komite audit, audit internal dan audit eksternal dan lainnya.
- Menetapkan Deskriptor Kemungkinan dan Konsekuensi. Mengingat bahwa hal ini tergantung pada konteks dari analisis yang dilakukan, misalnya jika analisis berkaitan dengan unit kerja, maka kerugian keuangan atau kehilangan anggota staf kunci, akan memiliki dampak yang lebih besar pada unit kerja tersebut daripada yang akan terjadi pada Perusahaan secara keseluruhan, sehingga deskriptor digunakan untuk kontek seluruh Perusahaan (strategis) umumnya tidak akan sepadan untuk Direktorat, atau unit kerja lain. Misalnya kerugian sebesar Rp.1.000.000.000 mungkin dianggap tidak signifikan ke Perusahaan, tetapi bisa menjadi Bencana bagi sebuah unit kerja. Anda akan perlu untuk menetapkan parameter ini dengan berkonsultasi dengan Kepala unit kerja. Dengan urutan proses seperti ini maka penilaian kemungkinan dan konsekuensi dilakukan terhadap residual risks (setelah mempertimbangkan kekuatan kontrol dalam mengurangi kemungkinan terjadi dan menanggulangi dampaknya apabila risiko itu menjadi kenyataan).
- Menetapkan Risk Rating Deskriptor. Yaitu apa yang dimaksud dengan Risiko Rendah (Low), Sedang (Medium), Tinggi (High) atau Ekstrim (Extreme), perlu diputuskan sebelumnya.
- Tambahkan Kontrol lainnya. Secara umum, untuk setiap resiko yang dinilai sebagai High atau Extreme harus memiliki kontrol tambahan dalam rangka untuk mengurangi risiko ke tingkat yang dapat diterima. Kontrol tambahan apa yang masih memadai dan apakah mereka dapat diadakan, apakah mungkin diprioritaskan, adalah sesuatu yang harus ditentukan oleh kelompok dalam konsultasi dengan Kepala unit kerja yang, idealnya, harus pertama-tama dianalisis oleh anggota kelompok.
- Membuat Keputusan. Setelah proses di atas selesai, jika masih ada beberapa risiko yang dinilai sebagai High atau Extreme, keputusan harus dibuat apakah kegiatan tersebut akan dipertahankan atau dilepas. Akan ada saat-saat ketika risiko lebih tinggi daripada yang diinginkan atau di luar selera risiko (risk appetite), dan tidak ada lagi yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko itu karena berada di luar kendali unit kerja, tetapi karena sesuatu hal aktivitasnya masih harus dilakukan. Dalam situasi seperti itu, pemantauan dan review berkala terhadap keadaan dimaksud adalah penting.
- Pantau dan Review. Memantau semua risiko dan melakukan review berkala atas profil risiko unit kerja merupakan sebuah elemen penting untuk suksesnya sebuah program manajemen risiko.
Proses Manajemen Risiko
sumber : https://www.manajemenrisiko123.wordpress.com
Komentar
Posting Komentar