Sistem Pengendalian Intern dan Pelaksanaan Pemeriksaan

A.  PENGENDALIAN INTERN 
Alasan bagi suatu perusahaan untuk menerapkan sistem pengendalian intern (internal control) adalah untuk membantu manajemen dengan tujuan tercapainya mekanisme kerja yang lebih efisien dan efektif. Struktur pengendalian intern sebagai suatu tipe pengawasan diperlukan karena adanya keharusan untuk mendelegasikan wewenang dan tanggung jawab dalam suatu organisasi. Seorang manajer/pemilik perusahaan yang merasa tidak memiliki cukup waktu dan kemampuan untuk mengelola sendiri semua kegiatan perusahaannya, akan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya kepada orang lain. Tetapi bersamaan dengan atau segera setelah pemilik perusahaan mendelegasikan wewenang dan tanggung jawabnya, pada saat itu pula dirasakan suatu kebutuhan untuk senantiasa mengawasi pelaksanaan kegiatan dan hasil-hasil yang dicapai oleh para fungsionaris tersebut. Bentuk dan tipe dari pengawasan harus mempertimbangkan atau membandingkan hubungan antara “Cost and Benefit”.
 
1.      Pengertian Pengendalian Intern
 Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319.2) pengendalian intern sebagai suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan berikut ini:1.      keandalan pelaporan keuangan2.      efektivitas dan efisiensi operasi3.      kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.Mulyadi (1997:165) memberikan definisi mengenai sistem pengendalian intern meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.Dari definisi pengendalian intern tersebut terdapat beberapa konsep dasar berikut ini : 
a)    Pengendalian merupakan suatu proses. Pengendalian intern merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan tertentu, bukan tujuan itu sendiri.pengendalian intern merupakan suatu rangkaian tindakan bersifat pervasif dan menjadi bagian tidak terpisahkan, bukan hanya sebagai tambahan dari infrastruktur entitas.
b)   Pengendalian dijalankan oleh orang.pengendalian intern bukan hanya terdiri dari pedoman kebijakan dan formulir, namun dijalankan oleh orang dari setiap jenjang organisasi, yang menckup dewan komisaris, manajemen dan personel lain. 
c)    Pengendalian intern dapat diharapkan mampu memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan mutlak, bagi manajemen dan komisaris entitas.
d)   Pengendalian ditujukan untuk mencpai tujuan yang saling berkaitan: pelaporan, keuangan, keparuhan dan operasi.

 2.      Tujuan Pengendalian Intern 
Pengendalian dalam suatu perusahaan merupakan sistem yang dapat membantu pemimpin perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya, sehingga dapat diarahkan pada tingkat yang paling efisiensi dan efektif guna mencegah kecurangan, penyelewengan dan pemborosan. Pengendalian ini berfungsi apabila di dalamnya tercakup tujuan yang merupakan arah dalam pelaksanaan kegiatan.Menurut Wing W. Winanrno yang dikutip oleh Lisa S.Onggowarsito (2001:21) bahwa manajemen merancang struktur pengendalian intern yang efektif dengan empat tujuan pokok yaitu:
·      Menjaga kekayaan dan catatan organisasi. 
·      Mengecek ketelitian dan catatan organisasi. 
·      Mendorong efisiensi.
 ·      Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. 
Menurut tujuannya pengendalian intern dapat dibagi menjadi 2 macam yaitu, pengendalian akuntansi (internal accounting control) dan pengendalian administrasi (internal administrative control). Pengendalian akuntansi yang merupakan bagian dari struktur pengendalian intern meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama untuk menjaga kekayaan dan catatan organisasi dan mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi. Pengendalian akuntansi yang baik akan menjamin keamanan kekayaan para investor dan kreditur yang ditanamkan dalam perusahaan dan akan menghasilkan laporan keuangan yang andal. Pengendalian administrasi meliputi kebijakan dan prosedur yang terutama untuk mendorong efisiensi dan dipatuhinya kebijakan manajemen.

3.      Komponen Pengendalian Intern 
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (2001:319) pengendalian terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini :
 a.    Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. 
b.    Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas, dan analisi terhadap resiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana resiko harus dikelola.
 c.    Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan.
d.   Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, pengungkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. 
e.    Pemantauan adalah proses yang menetukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. 

4.      Keterbatasan Struktur Pengendalian InternStruktur pengendalian intern setiap entitas memiliki keterbatasan bawaan sehingga hanya memberikan keyakinan memadai , bukan mutlak , kepada manajemen dan dewan komisaris tentang pencapaian tujuan entitas. Berikut adalah keterbatasan bawaan yang melekat setiap struktur pengendalian intern: 
·      Kesalahan dalam pertimbangan.
Seringkali manajemen dan personil lain dapat salah dalam mempertimbangkan keputusan bisnis yang diambil atau dalam melaksanakan tugas rutin karena tidak memadainya informasi, keterbatasan waktu atau tekanan lain.
Gangguan dalam pengendalian yang telah ditetapkan dapat terjadi karena personel secara keliru memahami perintah atau membuat kesalahan karena lalai tidak adanya perhatian, atau kelelahan.perubahanyang bersifat sementara atau permanen dalam personel atau dalam sistem dan prosedur dapat pula mengakibatkan gangguan. 
·      Kolusi.
Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan disebut kolusi, ini dapat mengakibatkan bobolnya pengendalianintern yang dibangun untuk melindungi kekayaan entitas dan tidak terungkapnya ketidakberesan atau tidak terdeteksinya kecurangan oleh struktur pengendalian intern yang dirancang.
·      Pengabaian oleh manajemen.
Manajemen dapat mengabaikan kebijakan atau prosedur yang telah ditetapkan untuk tujuan yang tidak sah seperti keuntungan pribadi manajer, penyajian kondisi keuangan yang berlebihan atau kepatuhan semu. 
·      Biaya lawan manfaat.
Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan sistem pengendalian intern tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian intern tersebut. 

5.      Bentuk Pengendalian Intern
 Pada umumnya, ada empat kategori pengendalian intern yang dibentuk dalam suatu perusahaan untuk kepentingan manajemen, yaitu: 
a)    Tersedia Data yang Dapat Dipercaya.Manajemen harus mempunyai sumber informasi yang akurat atas operasi perusahaan. Beragam informasi dengan area yang luas akan sangat membantu manajemen untuk mengambil keputusan yang tepat. 
b)   Pengamanan Atas Harta Perusahaan dan Sistem Pencatatan.
Bentuk fisik dari harta perusahaan dapat dicuri, disalahgunakan, dan rusak karena kecerobohan, kecuali hal-hal tersebut dilindungi dengan pengawasan yang cukup memadai. Hal yang sama akan terjadi dengan harta perusahaan yang tidak berbentuk fisik seperti piutang, dokumen-dokumen penting, dan catatan lainnya, sehingga harus dilakukan peningkatan sistem pengamanan harta perusahaan tertentu dan catatan atau dokumen enting lainnya. Dengan sistem computer, jumlah data yang tersimpan dalam file magnetic tape juga dapat dicuri dan dimusnahkan, sehingga pengawasan dan pengamanan atas sistem komputerisasi harus dilakukan dengan ketat.
c)    Mempromosikan Efisiensi dalam Bidang Operasional.
Pengawasan yang berada dalam organisasi perusahaan bertujuan untuk menghindari duplikasi pekerjaan, melindungi segala hal yang mempengaruhi bidang usaha, dan hal-hal lain atas penggunaan sumber-sumber dalam perusahaan yang tidak efisien.
d)   Menyarankan Dipatuhinya Semua Kebijaksanaan Tertulis.
Manajemen mempunyai suatu misi yang ingin dicapai dengan sistem dan prosedur, serta peraturan-peraturan perusahaan. Sistem pengendalian intern diciptakan agar dapat dilakukan oleh semua karyawan perusahaan.

6.      Elemen Pengendalian Internal: 
a.       Lingkungan Pengendalian
b.      Sistem Akuntansi
c.       Prosedur PengendalianLingkungan PengendalianLingkungan Pengendalian dari suatu organisasi menekankan pada berbagai macam faktor yang secara bersamaan mempengaruhi kebijakan dan prosedur pengendalian.
 a)      Filosofi dan Gaya Operasional ManajemenFilosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan  dan yang tidak dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan (Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen).
b)      Struktur OrganisasiSalah satu elemen kunci dalam lingkungan pengendalian adalah struktur organisasi. Struktur Organisasi menunjukkan pola wewenang dan tanggung jawab yang ada dalam suatu perusahaan. (Desentralisasi maupun sentralisasi). 
c)      Dewan Komisaris Dan Audit Komite
Dewan komisaris merupakan penghubung antara pemegang saham dengan pihak manajemen perusahaan. Pemegang saham mempercayakan pengendalian atas manajemen melalui dewan komisaris. (jadi semuanya tergantung dari dewan komisaris). Komite audit dibentuk oleh dewan komisaris untuk melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan pengendalian operasional perusahaan. 
d)     Metode Pendelegasian Wewenang Dan Tanggung Jawab
Metode pendelegasian wewenang dan tanggung jawab mempunyai pengaruh yang penting dalam lingkungan pengendalian. Biasanya metode ini tercermin dalam suatu bagan organisasi. 
e)      Metode Pengendalian ManajemenLingkungan pengendalian juga dipengaruhi oleh metode pengendalian manajemen. Metode ini meliputi pengawasan yang efektif (melalui peranggaran), laporan pertanggung jawaban dan audit internal. 
f)       Kebijakan dan praktik kepegawaianKebijakan dan praktek yang berhubungan dengan perekrutan, pelatihan, evaluasi, penggajian dan promosi pegawai, mempunyai pengaruh yang penting dalam mencapai tujuan perusahaan sebagaimana juga dilakukan dalam meminimumkan resiko. 
g)      Pengaruh EksternOrganisasi harus mematuhi aturan-aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah maupun pihak yang mempunyai juridiksi atas organisasi. Hal tersebut sangat berpengaruh pada pengendalian intern perusahaan.Sistem Akuntansi Sistem akuntansi tidak hanya digunakan untuk menghasilkan laporan keuangan saja, tetapi juga menghasilkan pengendalian manajemen.Prosedur PengendalianProsedur pengendalian merupakan kebijakan dan aturan mengenai kelakuan karyawan yang dibuat untuk menjamin bahwa tujuan pengendalian manajemen dapat tercapai. 
Secara umum prosedur pengendalian yang baik terdiri dari:
 a)    Penggunaan wewenang secara tepat untuk melakukan suatu kegiatan atau transaksi.Dalam organisasi, setiap transaksi hanya terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat yang memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi tersebut. Oleh karena itu dalam organisasi harus dibuat sistem yang mengatur pembagian wewenang untuk otorisasi atas terlaksananya setiap transaksi. Dengan adanya pembagian wewenang ini akan mempermudah jika akan dilakukan audit trail, karena otorisasi membatasi aktivitas transaksi hanya pada orang-orang yang terpilih. Otorisasi mencegah terjadinya penyelewengan transaksi kepada orang lain. 
b)   Pembagian tugas.Pembagian tugas memisahkan fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi akuntansi (pencatatan). Dan suatu fungsi tidak boleh melaksanakan semua tahap suatu transaksi. Dengan pemisahakn fungsi operasi dan penyimpanan dari fungsi pencatatan, catatan akuntansi yang disiapkan dapat mencerminkan transaksi yang sesungguhnya terjadi pada fungsi operasi dan fungsi penyimpanan. Jika semua fungsi disatukan, akan membuka kemungkinan terjadinya pencatatan transaksi yang sebenarnya tidak terjadi, sehingga informasi akuntansi yang dihasilkan tidak dapat dipercaya kebenarannya, dan sebagai akibatnya kekayaan organisasi tidak terjamin keamanannya. 
c)    Pembuatan dan penggunaan dokumen serta catatan yang memadai.Prosedur harus mencakup perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai untuk membantu meyakinkan adanya pencatatan transaksi dan kejadian secara memadai. Selanjutnya dokumen dan catatan yang memadai akan menghasilkan informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan biaya suatu organisasi.(biasanya dilakukan berdampingan dengan penggunaan wewenang secara tepat) 
d)   Keamanan yang memadai terhadap aset dan catatan.Keamanan yang memadai meliputi pembatasan akses ke tempat penyimpanan aset dan catatan perusahaan untuk menghindari terjadinya pencurian aset dan data/informasi perusahaan. 
e)    Pengecekan independen terhadap kinerja.Semua catatan mengenai aktiva yang ada harus dibandingkan (dicek) secara periodik dengan aktiva yang ada secara fisik. Pengecekkan ini harus dilakukan oleh suatu unit organisasi yang independen (selain unit fungsi penyimpanan, unit fungsi operasi dan unit fungsi pencatatan) untuk menjaga objektivitas pemeriksaan. 

7.      Pentingnya SPI klien bagi Auditor
 Arti pentingnya SPI bagi manajemen dan auditor independen sudah lama diakui dalam profesi akuntansi, dan pengakuan tersebut makin meluas dengan alasan : 
·      Semakin luas lingkup dan ukuran perusahaan mengakibatkan di dalam banyak hal manajemen tidak dapat melakukan pengendalian secara langsung atau secara pribadi terhdap jalannya perusahaan. 
·      Pengecekan dan review yang melekat pada sistem pengendalian intern yang baik dapat akan pula melindungi dari kelemahan manusia dan mengurangi kekeliruab dan penyimpngan yang akan terjadi
·      Di lain pihak, adalah tidak praktis bagi auditor untuk melakukan pengauditan secara menyeluruh atau secara detail untuk hampir semu transaksi perusahaan dalam waktu dan biaya terbatas.Menurut Bambang Hartadi, Ak berikut di bawah ini di pandang sebagai alasan mengapa sistem pengendalian intern diperlukan.
 a)    Luas dan ukuran kesatuan usaha yang menjadi begitu kompleks dan meluas sehingga manajemen harus mempercayai berbagai macam laporan-laporan dan analisis-analisis. Untuk mengendalikan operasi secara efektif. 
b)   Pengawasan dan penelaahan yang melihat pada sistem pengendalian intern yang baik mampu melindungi terhadap kelemahan manusia dan mengurangi kemungkinan kesalahan atau ketidakberesan akan terjadi.
c)    Tidak praktis apakah akuntan untuk memeriksa secara keseluruhan dan keterbatasan uang jasa (fee) tanpa mempercayai sistem pengendalian intern.Tujuan Auditor memahami struktur pengendalian intern adalah sebagai berikut ; 
·      Memenuhi standar auditing
·      Untuk menentukan kemungkinan dilakukannya pemeriksaan.
·      Untuk menentukan luasnya atau ruang lingkup audit atau menentukan bukti-bukti audit yang harus dikumpulkan. 
·      Untuk membantu sebagai dasar rekomendasi (jika perlu) kepada manajemen untuk mengadakan perbaikan-perbaikan supaya SPI semakin sempurna.Secara umum, auditor perlu memperoleh pemahaman tentang SPI kliennya untuk perencanaan auditnya. Secara khusus, pemahaman auditor tentang struktur pengendalian intern yang berkaitan dengan suatu asersi adalah untuk digunakan dalam kegiatan berikut ini :
·        kemungkinan atau tidaknya audit dilaksanakan 
·        salah saji material yang potensial dapat terjadi 
·         risiko deteksi·         perancangan pengujian substantive 

8.      Pertimbangan Pengendalian Intern Dalam Perencanaan Audit
Dalam semua Audit, Auditor harus memperoleh pemahaman masing-masing dari lima komponen pengendalian intern yang cukup untuk merencanakan audit dengan melaksanakan prosedur untuk memahami dewsain pengendalian relevan dengan suatu audit laporan keuangan dan apakah pengendalian tersebut dioperasikan. 
Dalam perencanaaan audit pengetahuan tersebut harus digunakan untuk :
·         mengidentifikasi tipe salah saji potensial. 
·         mempertimbangkan faktor-faktor yang berdampak terhadap resiko salah saji material. 
·         mendesain pengujian substantif. 
Sifat, saat dan luasnya prosedur yang dipilih auditor untuk memperoleh pemahaman akan bervariasi dengan ukuran dan kompleksitas entitas, pengalaman sebelumnya dengan entitas, sifat pengendalian khusus yang terkait, dan sifat dokumentasi pengendalian khusus yang diselenggarakan oleh entitas. Apakah suatu pengendalian telah dioperasikan adalah berbeda dari efektivitas operasinya. Dalam memperoleh pengetahuan tentang apakah pengendalian telah dioperasikan, auditor menentukan bahwa entitas telah menggunakannya. Di lain pihak, efektivitas operasi, berkaitan dengan bagaimana pengendalian tersebut diterapkan, konsistensi penerapannya, dan oleh siapa pengendalian tersebut diterapkan.  

B.  PROSEDUR PEMERIKSAAN 
Prosedur Audit adalah tindakan yang di lakukan atau metode dan taknik yang digunakan oleh auditor untuk mendapatkan atau mengevaluasi bukti audit. 
1.      Jenis – Jenis Prosedur Audit·       
Prosedur AnalitisTerdiri dari kegiatan yang mempelajari dan membandingkan data yang memiliki hubungan.Prosedur analitis mengahsilkan bukti analitis.·      MenginspeksiMeliputi kegiatan pemeriksaan secara teliti atau pemeriksaan secara mendalam atas dokumen catatan atau pemeriksaan fisik atas sumber-sumber berwujud. Dengan cara ini auditor dapat membuktikan keaslian suatu dokumen.·      MengkonfirmasiAdalah suatu bentuk pengajuan pertanyaan yang memungkinkan auditor untuk mendapatkan informasi langsung dari sumber independent dari luar perusahaan.·      Mengajukan pertanyaan Hal ini bisa dilakukan secara lisan ataupun tertulis.Pertanyaan bisa dilakukan kepada sumber intern pada perusahaan klien atau pada pihak luar.
·      Menghitung Penerapan prosedur menghitung yang paling umum dilakukan adalah:
 a)   melakukan perhitungan fisik atas barang-barang berwujud. 
 b)   menghitung dokumen bernomor tercetakTindakan yang pertama dimaksudkan untuk mengevaluasi bukti fisik dari jumlah yang ada di tangan sedangkan yang kedua merupakan cara untuk mengevaluasi bukti dokumen khususnya yang berkaitan dengan kelengkapan catatan akuntansi. 
·      Menelusur Kegiatan yang biasa dilakukan adalah: 
a)   Memilih dokumen yang di buat pada saat transaksi terjadi.
b)   Menentukan bahwa dokumen pada transaksi tersebut telah dicatat dengan tepat dalam catatan akuntansi. 
·      Mencocokkan ke dokumen Kegiatannya meliputi :
a)   Memilih ayat jurnal tertentu dalam catatan akuntansi. 
b)   Mendapatkan dan menginspeksi dokumen yang menjadi dasar pembuatan ayat jurnal tersebut untuk menentukan validasi dan ketelitian transaksi yang dicatat.
·      Mengamati Aktivitas ini merupakan kegiatan rutin dari suatu tipe transaksi.
·      Melakukan ulang Auditor juga bisa melakukan ulang beberapa aspek dalam proses transaksi tertentu untuk memastikan bahwa proses yang telah dilakukan klien  sesuai dengan prosedur dan kebijakan pengendalian yang telah di tetapkan.
·      Teknik audit berbantu computer 

2.      Prosedur Audit 
Prosedur audit pada dasarnya dapat diuraikan sebagai berikut:
a)    Perencanaan audit (planning the audit) Yaitu pemahaman atas sasaran yg akan diaudit, pengumpulan informasi awal, dan pengidentifikasian resiko
b)   Pengujian pengendalian (test of controls)Yaitu penyelidikan, inspeksi dan observasi dari prosedur-prosedur kontrol untuk mengevaluasi apakah sistem telah mempunyai kontrol yg baik
c)    Pengujian substantif
 ·      Pengujian transaksi (test of transactions) 
 ·      Di dalam hal audit keuangan terhadap sistem akuntansi berbasis komputer, contoh pengujian  pengendalian ialah meneliti apakah transaksi-transaksi sudah dengan tepat dibukukan dalam catatan akuntansi. Sedangkan dalam audit operasional, pengujian pengendalian ini dapat dilakukan misalnya dengan memeriksa apakahrespon time sudah sesuai dengan yang diharapkan. 
 ·      Pengujian saldo/keseluruhan hasil(test of balances or overall result) Dalam audit keuangan, pengujian substantif atas saldo misalnya dilakukan dengan memeriksa apakah saldo suatu account (rekening, misalnya piutang) telah sesuai. Teknik audit dapat dilakukan dengan mengirimkan surat konfirmasi ke debitur. Sedangkan pada audit operasional misalnya dilakukan dengan memeriksa terhadap efisiensi dan efektifitas dalam kegiatan komputerisasi. 
d)   Penyelesaian audit (Completion of the Audit) Membuat kesimpulan/rekomendasi untuk dikomunikasikan pada manajemen. 
Beberapa hal penting yang harus diperhatikan berkaitan dengan pelaksanaan audit ini, antara lain: 
a.    Pemahaman auditor terhadap objek audit Objek audit meliputi keseluruhan perusahaan dan/atau kegiatan yang dikelola oleh perusahaan tersebut dalam rangka mencapai tujuannya. Untuk mencapai tujuannya, objek audit menetapkan berbagai program yang pelaksanaannya dijabarkan ke dalam berbagai bentuk kegiatan. Auditor harus mengkomunikasikan dengan atasan pengelola objek atau pemberi tugas audit tentang pemahamannya terhadap berbagai program/aktivitas objek audit untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman. Komunikasi ini lebih efektif jika dilakukan secara tertulis, dengan meminta tanggapan pemberi tugas audit tentang hal-hal berikut: 
o  Informasi yang mendukung tujuan audit. 
o  Informasi yang mengarahkan ruang lingkup audito  Informasi yang mengarah pada tujuan audit 
b.    Penentuan tujuan auditTujuan audit harus mengacu pada alasan mengapa audit harus dilakukan pada objek audit dan didasarkan pada penugasan audit. 
c. Dalam merumuskan tujuannya, auditor dapat melakukannya dengan cara sebagai berikut: 
o  Mengidentifikasi tujuan yang ada, yang mungkin mempunyai arti penting pada pemberi tugas. 
o  Mempertimbangkan tujuan audit yang telah ditetapkan pada masa sebelumnya.
o  Membahas dengan pemberi tugas dan pengelola objek audit.    

Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit 
Ruang lingkup audit menunjukkan luas(area) dari tujuan audit. Penentuan ruang lingkup audit harus mengacu pada tujuan audit yang telah ditetapkan. Secara garis besar ruang lingkup audit manajemen terdiri atas: 
o  Bidang keuangan
o  Ketaatan kepada peraturan dan kebijakan perusahaan 
o  Ekonomisasio  Efisiensi 
o  EfektivitasTujuan audit adalah target yang akan diaudit. 
Ada tiga elemen pentig dalam setiap tujuan audit, yaitu: Kriteria, Penyebab, Akibat. 

d.   Review terhadap peraturan dan perundang-undangan yang berkaitan dengan objek audit 
Review (penelaahan) ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang peraturan-peraturan yang berhubungan dengan objek audit baik bersifat umum maupun yang berhubungan khusus dengan berbagai program/aktivitas yang diselenggarakan pada objek audit. Dengan penelaahan ini auditor dapat memahami batas-batas wewenang objek audit dan berbagai program yang dilaksanakan dalam mencapai tujuannya.
e.    Pengembangan kriteria awal dalam audit 
Kriteria adalah norma atau standar yang merupakan pedoman bagi setiap individu maupun kelompok dalam melakukan aktivitasnya di dalam perusahaan. Faktor yang mempengaruhi kriteria yang akan digunakan dalam audit antara lain: Tujuan dari kegiatan yang diaudit, Pendekatan audit, Aktivitas tujuan audit. Karakteristik kriteria yang baik antara lain:
·      Realistis
·      Dapat dipercaya 
·      Bebas dari pengaruh kelemahan manusia 
·      Mengarah pada temuan-temuan dan kesimpulan untuk memenuhi kebutuhan informasi pemberi    tugas audit
·      Dirumuskan secara jelas dan tidak mengandung arti ganda yang dapat menimbulkan interpretasi yang berbeda 
·      Dapat dibandingkan 
·      Diterima semua pihak 
·      Lengkap 
·      Memastikan adanya rentang waktu pada saat suatu kejadian/kegiatan berlangsung. 

f.     Kesimpulan Hasil Audit 
Dari hasil audit, auditor harus membuat kesimpulan atas hasil audit pendahuluan yang telah dilakukan. Kesimpulan ini akan menjadi dasar dalam menentukan langkah-langkah yang akan diambil dalam tahapan audit selanjutnya. 
Adapun prosedur audit yang biasa dilakukan oleh auditor meliputi:
 1)   Inspeksi: Merupakan pemeriksaan secara rinci terhadap dokumen dan kondisi fisik sesuatu. 
 2)   Pengamatan (observation): Pengamatan atau observasi merupakan prosedur audit untuk melihat dan menyaksikan suatu kegiatan. 
 3)   Permintaan Keterangan (enquiry): Merupakan prosedur audit yang dilakukan dengan meminta keterangan secara lisan. 
 4)   Konfirmasi: Konfirmasi merupakan bentuk penyelidikan yang memungkinkan auditor memperoleh informasi secara langsung dari pihak ketiga yang bebas. 
 5)   Penelusuran (tracing): Penelusuran terutama dilakukan pada bahan bukti dokumenter. Dimana dilakukan mulai dari data awal direkamnya dokumen, yang dilanjutkan dengan pelacakan pengolahan data-data tersebut dalam proses akuntansi. 
 6)   Pemeriksaan bukti pendukung (vouching): Pemeriksaan bukti pendukung (vouching) merupakan prosedur audit yang meliputi; Inspeksi terhadap dokumen-dokumen yang mendukung suatu transaksi atau data keuangan untuk menetukan kewajaran dan kebenarannya. Pembandingan dokumen tersebut dengan catatan akuntansi yang berkaitan. 
7)   Perhitungan (counting): Prosedur audit ini meliputi perhitungan fisik terhadap sumberdaya berwujud seperti kas atau sediaan tangan, pertangungjawaban semua formulir bernomor urut tercetak.
8)   Scanning: Scanning merupakan penelaahan secara cepat terhadap dokumen, cacatan, dan daftar untuk mendeteksi unsur-unsur yang tampak tidak biasa yang memerlukan penyelidikan lebih mendalam. 
9)   Pelaksanaan ulang (reperforming): Prosedur audit ini merupakan pengulangan aktivitas yang dilaksanakan oleh klien.
10)     Computer-assisted audit techniques: Apabila catatan akuntansi dilaksanakan dalam media elektronik maka auditor perlu menggunakan Computer-assisted audit techniques dalam menggunakan berbagai prosedur audit di atas.  

DAFTAR PUSTAKA Ovy. 2009. Pengendalian Internal. http://ovy19.wordpress.com/2009/11/04/pengendalian-internal/ (diakses tanggal 25 September 2013 pukul 18.00 WIB)Fitiana, Meiza. 2010. Auditor Internal Perusahaan Dan Sistem Pengendalian Internal. http://xmeizafitrianax.wordpress.com/2010/10/30/auditor-internal-perusahaan-dan-sistem-pengendalian-internal/ (diakses tanggal 25 September 2013 pukul 18.00 WIB)Bowop, Tri. 2012. Prosedur Audit Pemeriksaan Akuntansi. http://tri-bowop.blogspot.com/2012/01/prosedur-auditpemeriksaan-akuntansi.html (diakses tanggal 25 September 2013 pukul 18.00 WIB)Alvin A.Arens, Randal J.Elder, Mark S.Beasly (2004), Auditing dan Pelayanan Verifikasi, “Pendekatan Terpadu”, Edisi Kesembilan, Jilid Satu, Penerbit PT IND
www.cinndyrq.blogspot.co.id

Komentar

Postingan populer dari blog ini

DAFTAR KODE RTGS/KLIRING BANK DI INDONESIA

Pengertian SOP, Kebijakan dan Pedoman

Mencairkan Letter of Authorization