Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2017

Prosedur Penting Melaporkan Penipuan Online Ke Polisi

Cara ini saya dapatkan dari teman kaskus saya, yang pernah menjadi korban penipuan online dan syukurlah kasus bisa selesai dengan baik, uang juga sudah di transfer kembali ke rekening teman saya. Tentu Anda penasaran bukan, bagaimana cara teman saya bisa mendapatkan uangnya kembali setelah ketipu saat jual beli online ? nah, untuk itu langsung saja silahkan ikuti langkah-langkah yang dilakukan oleh teman saya. Siapkan Bukti Transaksi Langkah awal yang harus Anda lakukan adalah menyiapkan seluruh bukti transaksi, dari mulai bukti salinan email, data lengkap penipu seperti nama, nomor rekening dan nomor handphone, tak lupa siapkan juga bukti transfer bank. Buat Laporan Penipuan Selain menyertakan bukti transaksi, Anda juga perlu membuat laporan penipuan dan kronologi kejadian diatas materai sebagai pelengkap untuk meblokir rekening penipu. Bawa Laporan ke Kantor Polisi Jika bukti transaksi dan krono

3 Cara Melaporkan Penipuan Online

Gambar
Sudah marak sekali penipuan-penipuan yang terjadi secara online. Terkadang kita sebagai pembeli barang serasa tak bisa berkutik apa-apa untuk menangkap pelaku penipuan tersebut karena kita bahkan tak mengerti atau mengenal apalagi tau secara fisik orang yang melakukan penipuan. Tak jarang korban-korban penipuan online hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan sejumlah uang yang terlanjur ia transfer ke penipu itu. Tapi sebenarnya banyak cara yang bisa dilakukan untuk melaporkan tindak penipuan tersebut. Berikut 3 Cara Melaporkan Penipuan Online yang bisa Anda lakukan: 1. Laporkan ke Kantor Polisi Ya, Anda bisa langsung melaporkan tindak penipuan online yang terjadi pada Anda ke kantor polisi. Ada beberapa langkah-langkah yang wajib Anda lakukan ketika melapor ke kantor polisi: – Bawalah bukti, seperti bukti transfer Anda ke rekening penipu sebagai alat dasar penyidikan. Nantinya polisi akan membuatkan laporan yang berisikan tentang identitas terlapor maupun p

FRA itu seperti Audit yah ?

Gambar
  Fraud Risk Assessment (FRA) bukan lagi barang baru di dunia perbankan. Meskipun bukan barang baru, namun masih banyak pegawai Bank belum mengetahui FRA. Bahkan pegawai Bank yang ada di cabang maupun pusat belum memiliki pemahaman tentang fraud dan fraud risk awareness . Lebih parahnya lagi pelaksanan FRA diartikan sebagai audit (pemeriksaan). Agar tidak salah persepsi dan untuk menambah pengetahuan kita, berikut ini pembahasan mengenai FRA. Apa itu FRA ? Fraud Risk Assessment ( FRA ) adalah bagian dari Kebijakan Strategi Anti Fraud (SAF) yang tidak dapat dipisahkan. FRA merupakan penentuan dan penilaian dampak ( impact ) dan kemungkinan( likelihood ) terjadinya tindak kecurangan di dalam organisasi Bank. Sebagai salah satu aktifitas utama dalam Manajemen Risiko Kecurangan ( Fraud Risk Management / FRM), FRA harus dilaksanakan secara terorganisir dan didokumentasikan dengan baik. Aktivitas utama dalam proses FRA mencakup analisa dan penilaian atas dampak dan kemungkinan

Manajemen Penagihan Recoveries

Gambar
I.   PENDAHULUAN 1.1.             Latar Belakang Dalam industry Asuransi/Penjaminan,   selain imbal jasa penjaminan (IJP)/Premi, recoveries merupakan   salah satu   sumber   pendapatan perusahaan yang potensial dan harus dikelola dengan optimal   untuk mendukung kegiatan operasioal perusahaan. Perusahaan Asuransi/Penjaminan Kredit yang telah menjalankan usaha asuransi/penjaminan yang relatif baik akan memperhatikan pengelolaan penagihan recoveries dengan manajemen penagihan recoveries yang handal dan efektif.       Pada perusahaan asuransi/penjaminan yang sedang   berkembang,   jumlah dan nilai subrogasi terus mengalami peningkatan seiring dengan   perkembangan nilai klaim yang dibayar kepada Penerima Jaminan/Insured Company. Nilai Subrogasi yang terus meningkat ini   menuntut pengelolaan penagihan recoveries   tidak dapat lagi menggunakan cara manual atau tradisional   namun   harus menggunakan   suatu system terintegrasi secara komputerisasi dan melibatkan unit penutupa